Saudaraku… semoga Allah merahmatimu. Tidak ada yang diinginkan oleh Allah
dan Rasul-Nya kecuali kemaslahatan dan kebaikan umat ini. Semua perintah dalam
agama pasti di dalamnya mengandung kebaikan untuk diri kita. Begitu pula segala
macam larangan, tidak diragukan lagi di dalamnya banyak mengandung kemudhorotan
bagi umat ini, baik disadari hikmahnya ataupun tidak. Oleh sebab itu Islam
adalah agama yang sempurna. Karena segala sesuatu yang dapat menghantarkan
makhluk kepada kebahagiaan dan segala hal yang dapat menjerumuskan makhluk ke
dalam jurang kesengsaraan sudah dijelaskan dalam syari’at kita yang mulia ini
dengan sejelas-jelasnya.
Ketahuilah wahai saudaraku… sesungguhnya ada celana
yang dapat menjatuhkanmu ke lembah kesengsaraan (baca: neraka).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa saja yang di bawah mata kaki maka di neraka.” (HR. Bukhari)
Maksudnya bagian kaki yang terkena sarung/celana
yang berada di bawah mata kaki, akan diazab di neraka, bukan sarung/celananya.
Jadi, perbuatan menurunkan pakaian hingga menutupi mata kaki (baca: isbal) baik dilakukan dengan kesombongan ataupun
tidak, maka pelakunya (musbil) akan diazab di neraka. Hanya saja
bedanya jika dilakukan dengan kesombongan maka ini lebih parah dan lebih
dahsyat lagi siksanya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Ada tiga golongan yang Allah tidak berbicara dengan mereka pada
hari kiamat, tidak memperhatikan mereka dan tidak mensucikan mereka (dari dosa)
serta mendapatkan azab yang sangat pedih, yaitu pelaku isbal (musbil),
pengungkit pemberian (mannan) dan orang yang menjual barang dagangannya dengan
sumpah palsu.”
(HR. Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, An Nasa’i)
Pakaian Rasulullah Sampai Setengah Betis
Allah berfirman,
” Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat.”
(Al Ahzab: 21).
Saudaraku… apa yang
menghalangimu untuk mengikuti dan mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Lihatlah pakaian beliau! Beliau orang yang paling bertaqwa,
paling takut kepada Allah, paling tidak mungkin untuk sombong, paling rajin
beribadah, paling mulia di sisi Allah, tetapi pakaian yang beliau kenakan tidak
menutup mata kaki beliau. Bahkan celana beliau hanya sampai setengah betis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sarung seorang
muslim hingga tengah betis dan tidak mengapa jika di antara tengah betis hingga
mata kaki. Maka apa yang di bawah mata kaki, tempatnya di neraka. Barangsiapa
yang menyeret sarungnya (sampai menyapu tanah-pen) karena sombong maka Allah
tidak akan melihatnya.”
(HR. Abu Dawud, Malik, dan Ibnu Majah)
Bukankah
Rasulullah adalah qudwah/teladan kita di segala aspek kehidupan?! Lalu
mau dikemanakan hadits beliau, “Barangsiapa
yang meniru-niru gaya suatu golongan, maka ia termasuk bagian dari golongan
tersebut.” ?! Apakah kita tidak ingin bergabung dengan golongan beliau?
Masalah Isbal Bukan Perkara ‘Kulit’
Lihatlah ‘Umar bin Khaththab ketika dalam kondisi yang sangat kritis
(setelah ditikam perutnya hingga robek ususnya), masih menyempatkan diri untuk
melarang kemungkaran yang satu ini (baca: isbal). Ini menunjukkan bahwa isbal
bukan masalah sepele. Kalau benar isbal adalah masalah sepele, lalu apakah kita
akan mengatakan masuk neraka adalah masalah sepele?
Wahai saudaraku… semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita. Marilah kita
mengenakan pakaian dengan menggunakan tuntunan agama. Jangan sampai pakaian
yang kita pakai, celana yang kita kenakan justru menjadi bumerang bagi kita
yang ujung-ujungnya menghantarkan kita sampai ke dalam neraka. Wal ‘iyaadzu
billah. Wallahu a’lam.
***
Penulis: Abu Yazid Nurdin
Artikel www.muslim.or.id
Saudaraku…
semoga Allah merahmatimu. Tidak ada yang diinginkan oleh Allah dan
Rasul-Nya kecuali kemaslahatan dan kebaikan umat ini. Semua perintah
dalam agama pasti di dalamnya mengandung kebaikan untuk diri kita.
Begitu pula segala macam larangan, tidak diragukan lagi di dalamnya
banyak mengandung kemudhorotan bagi umat ini, baik disadari hikmahnya
ataupun tidak. Oleh sebab itu Islam adalah agama yang sempurna. Karena
segala sesuatu yang dapat menghantarkan makhluk kepada kebahagiaan dan
segala hal yang dapat menjerumuskan makhluk ke dalam jurang kesengsaraan
sudah dijelaskan dalam syari’at kita yang mulia ini dengan
sejelas-jelasnya.
Ketahuilah wahai saudaraku… sesungguhnya ada celana yang dapat menjatuhkanmu ke lembah kesengsaraan (baca: neraka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa saja yang di bawah mata kaki maka di neraka.”
(HR. Bukhari). Maksudnya bagian kaki yang terkena sarung/celana yang
berada di bawah mata kaki, akan diazab di neraka, bukan
sarung/celananya. Jadi, perbuatan menurunkan pakaian hingga menutupi
mata kaki (baca: isbal) baik dilakukan dengan kesombongan ataupun tidak, maka pelakunya (musbil)
akan diazab di neraka. Hanya saja bedanya jika dilakukan dengan
kesombongan maka ini lebih parah dan lebih dahsyat lagi siksanya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada
tiga golongan yang Allah tidak berbicara dengan mereka pada hari
kiamat, tidak memperhatikan mereka dan tidak mensucikan mereka (dari
dosa) serta mendapatkan azab yang sangat pedih, yaitu pelaku isbal
(musbil), pengungkit pemberian (mannan) dan orang yang menjual barang
dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, An Nasa’i)
Pakaian Rasulullah Sampai Setengah Betis
Allah berfirman, ” Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat.” (Al Ahzab: 21). Saudaraku… apa yang menghalangimu untuk mengikuti dan mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lihatlah pakaian beliau! Beliau orang yang paling bertaqwa, paling
takut kepada Allah, paling tidak mungkin untuk sombong, paling rajin
beribadah, paling mulia di sisi Allah, tetapi pakaian yang beliau
kenakan tidak menutup mata kaki beliau. Bahkan celana beliau hanya
sampai setengah betis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sarung
seorang muslim hingga tengah betis dan tidak mengapa jika di antara
tengah betis hingga mata kaki. Maka apa yang di bawah mata kaki,
tempatnya di neraka. Barangsiapa yang menyeret sarungnya (sampai menyapu
tanah-pen) karena sombong maka Allah tidak akan melihatnya.” (HR. Abu Dawud, Malik, dan Ibnu Majah) Bukankah Rasulullah adalah qudwah/teladan kita di segala aspek kehidupan?! Lalu mau dikemanakan hadits beliau, “Barangsiapa yang meniru-niru gaya suatu golongan, maka ia termasuk bagian dari golongan tersebut.” ?! Apakah kita tidak ingin bergabung dengan golongan beliau?
Masalah Isbal Bukan Perkara ‘Kulit’
Lihatlah ‘Umar bin Khaththab ketika dalam kondisi yang sangat kritis
(setelah ditikam perutnya hingga robek ususnya), masih menyempatkan diri
untuk melarang kemungkaran yang satu ini (baca: isbal). Ini menunjukkan
bahwa isbal bukan masalah sepele. Kalau benar isbal adalah masalah
sepele, lalu apakah kita akan mengatakan masuk neraka adalah masalah
sepele?
Wahai saudaraku… semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita.
Marilah kita mengenakan pakaian dengan menggunakan tuntunan agama.
Jangan sampai pakaian yang kita pakai, celana yang kita kenakan justru
menjadi bumerang bagi kita yang ujung-ujungnya menghantarkan kita sampai
ke dalam neraka. Wal ‘iyaadzu billah. Wallahu a’lam.
***
Penulis: Abu Yazid Nurdin
Artikel www.muslim.or.id
Dari artikel 'Celana Membawa Sengsara — Muslim.Or.Id
Posting Komentar