HEADLINES

Selasa, 24 Mei 2016

Nama Anak Sesuai dengan Tuntunan Islam


ikutilah KAJIAN KITAB RUTIN terbaru di Yogyakarta yg bertemakan :

“Nama Anak Sesuai dengan Tuntunan Islam”

Kitab Rujukan
Tasmiyatul Maulud karya Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah

Waktu :
Rutin setiap jumat pagi
Pukul 05.45-07.00 WIB di Mushalla Al-Ikhlas, Sendowo (Selatan RSUP Sardjito)

Bersama :
Ustadz Aris Munandar, M.PI

Kajian ini GRATIS
UMUM Putra dan Putri

Selepas kajian Insya Allah akan disediakan snack dan minuman
Insya Allah akan disiarkan secara langsung melaluiwww.radiomuslim.com

NB : Kitab berganti ketika pembahasan selesai

Sumber : https://radiomuslim.com/kajian/rekaman-kajian-tasmiyatul-maulud-nama-anak-sesuai-dengan-tuntunan-islam-ust-aris-munandar/

Sekilas Tentang Kampus Tahfidz Yogyakarta




 

Kampus Tahfizh adalah Sebuah wadah pergerakan untuk mahasiswa yang berkutat pada pembinaan ruhiyah mahasiswa terhadap Al Qur’an. Harapannya, gerakan ini menjadi embrio menuju peradaban yang qur’ani.
Kampus Tahfizh menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk mencetak generasi Pecinta dan Penghafal Qur’an terutama dari dunia kampus.
Berlokasi di Mushala di kampus-kampus Universitas Gajah Mada (UGM) dan juga Masjid sekitar kampus. Rencananya, tempat yang akan dijadikan tempat pembelajaran adalah Mushola Teknologi Fakultas Teknik UGM, Masjid Ibnu Sina Fakultas Kedokteran UGM, Masjid Al Ashri, Masjid Pogung Dalangan dan masjid-masjid lain di sekitar kampus UGM.
Pertemuan yang direncanakan adalah sebanyak 28 pertemuan. Dengan mekanisme tatap muka KBM sebanyak 24 pertemuan, 2 pertemuan UTS berupa Camp Qur’an, dan 2 pertemuan Ujian Akhir dan Kajian Penutup. Tiap sabtu ahad, dengan rentan waktu selama 3 bulan, dari awal bulan Maret sampai awal bulan Juni.
Metode pembelajaran yang ditawarkan berupa pelatihan tahsin dan tajwid, talaqqy, setoran rutin, kajian tematik, kajian rutin, camp qur’an dan kegiatan lainnya.

PROGRAM UTAMA
Kegiatan belajar di “Kampus Tahfizh” memiliki 2 tahap pembelajaran, yakni :
  1. Level Tahsin
  • Mempelajari dasar -dasar tajwid seperti hukum isti’adzah dan basmalah, rincian tempat keluar huruf, rincian sifat-sifat huruf, hukum nun sukun atau tanwin, hukum mim sukun, hukum idghom, hukum mad (bacaan panjang), bacaan tafkhim (menebalkan) dan tarqiq (menipiskan) huruf, bacaan waqof (berhenti), beberapa istilah dalam membaca Al-Qur’an, beberapa tanda pada Mushaf Madinah, dan bacaan-bacaan di luar kaidah.
  • Membaca Al-Qur’an dengan didampingi oleh ustadz/pemandu untuk kemudian dikoreksi bacaannya. (Talaqqy).
  • Rujukan : Bimbingan Tahsin & Tajwid Al-Qur’an Utsmani, Jilid 3, karya Efendi Anwar
  1. Level Tahfizh
    Level tahfidzh Kampus Tahfizh memiliki tiga level utama, yaitu:
  1. Paket 1 Juz
    (1 Juz dalam waktu 3 bulan)
  1. Paket 2 Juz
    (2 Juz dalam waktu 3 bulan)
  1. Paket 3 Juz
    (3 Juz dalam waktu 3 bulan)
PROGRAM PENDUKUNG
Kegiatan belajar di “Kampus Tahfizh” juga memiliki beberapa program pendukung, seperti :
  1. Kajian Rutin
    Sebanyak satu kali dalam seminggu di masjid-masjid kampus UGM
  1. Kajian Tematik
    Sebanyak Tiga kali dalam satu semester. Bentuk Kegiatan yaitu Kajian umum / tabligh akbar dengan tema beragam.
  1. Camp Sehari Menghafal Al-Qur’an (Sekaligus Ujian Tengah Semester)
    Frekuensi pertemuan :
    Satu Kali dalam satu semester pembelajaran.Bentuk Kegiatan :
    Melakukan camping dan outbond di salah satu tempat pilihan.
  1. Pelatihan Imam Masjid (Magang)
    Menjadi Imam sholat di masjid-masjid yang telah direkomendasikan oleh pengurus, seperti : Masjid Pogung Raya (MPR), Masjid Pogung Dalangan ( MPD), Masjid Al-‘Ashri, Mushola Teknologi Fakultas Teknik UGM, Masjid Ibnu Sina Fakultas Kedokteran UGM dan masjid lainnya.

Program Belajar Bahasa Arab




Bismillah, Ma’had Umar bin Khattab Yogyakarta kembali membuka program belajar bahasa Arab. Adapun pada periode ini Ma’had Umar bin Khattab langsung membuka 3 program belajar Bahasa Arab yaitu:
Program Bahasa Arab Reguler
Program ini terbuka untuk umum baik Putra maupun Putri. Lama kegiatan belajar mengajar program ini kurang lebih 3 bulan dari tanggal 7 Maret-26 Mei 2016 dengan 4 pertemuan tiap pekannya. Informasi lengkapnya sebagai berikut:
KELAS :
  1. Dasar
Materi              : Ilmu nahwu
Kitab panduan : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi
Syarat              : Bisa membaca Al Qur’an dengan baik
Pilihan Waktu  : 05.30 – 06.45, 15.30 – 16.45 (Putra dan Putri) 20.00 – 21.15 (Putra)
Biaya               : Rp. 250.000,- Kitab panduan : Rp. 23.000,-
  1. Menengah
Materi              : Ilmu sharaf
Kitab panduan : Mukhtarat Qawa’id Al Lughah Al ‘Arabiyyah
Syarat              : Memiliki dasar ilmu nahwu dan lolos tes seleksi
Waktu              : 05.30 – 06.45 (Putra dan Putri)
Biaya               : Rp. 250.000,- Kitab panduan : Rp. 36.000,-
  1. Pemahiran
Materi             : Baca Kitab
Kitab panduan : Qawa’id Al Arba’, Tsalatsah Al Usul, Ba’du Fawa’id Surah Al Fatihah
Syarat              : Memiliki dasar ilmu nahwu sharaf dan lolos tes seleksi
Waktu              : 05.30 – 06.45 (Putra dan Putri)
Biaya               : Rp. 275.000,- (Termasuk kitab Panduan)
  1. Lanjutan
Materi             : Nahwu Lanjutan
Kitab panduan : Mulakhos Qawa’id Al Lughatil Al‘Arabiyyah
Syarat              : Memiliki dasar ilmu nahwu sharaf dan lolos placement test
Waktu              : 05.30 – 06.45 (Putra dan Putri)
Biaya               : Rp. 300.000,- Kitab panduan : Rp. 50.000,-

Program Bahasa Arab Akhir Pekan
Program ini diperuntukkan bagi kaum muslimin yang tidak memiliki waktu luang pada hari-hari kerja. Lama belajar program ini ialah 8 pertemuan tiap Level. Pada periode ini program belajar akan dimulai pada 5 Maret – 27 Maret 2016, 2 pertemuan tiap pekannya dan In Syaa Allah akan dibuka tiap bulan. lebih lengkapnya sebagai berikut:
Materi              : Ilmu nahwu
Kitab panduan : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi, yang akan dibagi menjadi 5 level
Level 1 Pendahuluan sampai dengan Isim (hal 33)
Level 2 Marfu’aat
Level 3 Majruraat
Level 4 Manshubat 1
Level 5 Manshubat 2
Syarat              : Bisa membaca Al Qur’an dengan baik
Waktu              : Sabtu dan Ahad pukul 08.00 – 09.30 (Putra dan Putri)*
Biaya               : Rp. 100.000,- untuk pertama kali dan selanjutnya Rp. 80.000,-
Kitab panduan : Rp. 23.000,-
*Catatan: Kuota terbatas dan jika pada tiap level peserta kurang dari 5 maka kelas ditiadakan.

Program Privat Bahasa Arab
Program ini diperuntukkan bagi kaum muslimin yang tidak bisa mengikuti program reguler, program liburan semester maupun program akhir pekan karena ketidakcocokan waktu. Selain itu, program ini juga diperuntukan bagi yang ingin belajar bahasa Arab secara eksklusif Materi pelajaran yang diberikan sangat dinamis menyesuaikan kebutuhan santri. Dengan metode satu pengajar satu samapai tiga santri, diharapkan santri akan dapat memahami materi lebih menyeluruh. Waktu pembelajaran program ini lebih fleksibel menyesuaikan kesepakatan antara santri serta pengajar.
Pilihan Kelas:
  • Nahwu Dasar
Kitab panduan : Al Muyassar fii ‘Ilmin Nahwi
Biaya :
Peserta 1 orang biaya= Rp. 35.000/orang/jam
Peserta 2 orang biaya= Rp. 25.000/orang/jam
Peserta 3 orang (maksimal) biaya= Rp. 20.000/orang/jam
  • Shorof Dasar
Kitab panduan : Mukhtarat Qawa’id Al Lughah Al ‘Arabiyyah
Biaya :
Peserta 1 orang biaya= Rp. 40.000/orang/jam
Peserta 2 orang biaya= Rp. 30.000/orang/jam
Peserta 3 orang (maksimal) biaya= Rp. 25.000/orang/jam
  • Nahwu Lanjutan
Kitab panduan : Mulakhos Qawa’id Al Lughatil Al‘Arabiyyah
Biaya :
Peserta 1 orang biaya= Rp. 45.000/orang/jam
Peserta 2 orang biaya= Rp. 35.000/orang/jam
Peserta 3 orang (maksimal) biaya= Rp. 30.000/orang/jam
Catatan: Bagi yang menginginkan pengajar datang ke rumah dikenakan tambahan biaya Rp.5000/jarak 5 km dari kantor Ma’had Umar bin Khattab.
Tempat Belajar
Putra : Masjid sekitar Pogung, Wisma Muslim YPIA dan Kantor YPIA
Putri : Wisma Muslimah YPIA
———————————————————————————————————————–
Cara Pendaftaran:
  1. Pendaftaran ditutup sampai 29 Februari 2016 pukul 22.00 (untuk Program Reguler dan Akhir Pekan)
  2. Mengisi formulir berikut Klik
  3. Menunggu konfirmasi pendaftaran dari no SMS Center Ma’had Umar bin Khattab
Placement tes:
Placemen tes khusus program Reguler kelas Menengah, Pemahiran dan Lanjutan akan dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :Ahad 6 Maret 2016 jam
Waktu            : 08.00-selesai
Tempat          : Masjid Al Ashri Pogung Rejo
Informasi hasil placemen tes akan disampaikan melalui SMS
Pembayaran:
  1. Melakukan pembayaran dari tanggal 01 – 12 Maret 2016 sesuai dengan kelas yang diikuti.
  2. Proses pembayaran: transfer ke rekening BNI Syariah no rek. 0361213688 a.n. Taufikkurrohman Faizal Hanafi.
  3. Setelah transfer harap konfirmasi ke no. 0857 8659 9931 dengan format: bayar#nama#tgl transfer#nominal (contoh: bayar#Hafidz#9jan16#300.000)
Informasi:
Untuk info lebih lanjut silahkan menghubungi :
0857 8659 9931 (Putra)
0857 4355 8784 (Putri)
FP : Ma’had ‘Umar bin Khattab Yogyakarta
Web : www.mahadumar.id
Twitter, Instagram, dan Telegram : @mubk_jogja
BBM : 595F4CAC

Sumber :  http://mahadumar.id/info/program-belajar-bahasa-arab.html



Penerimaan Penghuni Baru Wisma Muslim Yogyakarta 2015/2016 M


AYO BURUAN DAFTAR
WISMA MUSLIM 2015
HADIRKAN LINGKUNGAN ISLAMI
BERSAMA MENIMBA ILMU SYAR’I, BERAMAL SHALIH, DAN BERDAKWAH
Dibuka kesempatan bagi para mahasiswa yang ingin tinggal di lingkungan para penuntut ilmu..

Periode pendaftaran:
10 JUNI 2015 s.d. kuota terpenuhi.

Persyaratan:
  • Muslim
  • Berkomitmen
  • Lulus tes seleksi wawancara
Program-program:
  • Program Pendidikan: Kajian Rutin Pekanan dan Bulanan Wisma, Setoran Al-Quran, Setoran Hadits Al-Arba’in An-Nawawiyyah.
  • Program Sosial dan Dakwah: Mengajar TPA, Kerja Bakti di Masjid sekitar wisma, dan Kegiatan sosial dakwah lainnya.
Prosedur pendaftaran:
  1. Mendaftar dengan SMS dengan format Nama#Usia#Jurusan Universitas#Angkatan. Misal: Muhammad#19#TeknikKimiaUGM#2013
  2. Menghubungi nomor kontak 0856-0158-9498 untuk pemberitahuan waktu tes wawancara
  3. Melakukan tes wawancara
  4. Pengumuman
Pilihan (sudah termasuk biaya pendidikan):
  • Rp 2.000.000,- /tahun (Wisma UK)
  • Rp 2.200.000,- /tahun (Wisma MTI)
  • Rp 2.500.000,- /tahun (Wisma DQ)
  • Rp 4.100.000,- /tahun (Wisma DS)
Deskripsi wisma:
  1. Wisma Misfallah Tholibul ‘Ilmi (MTI)
    Deskripsi:
    1. Ukuran: sekitar 2,5 x 2,5 m
    2. Parkir dalam
    3. Ruang pertemuan
    4. Mesin cuci
    5. Dekat dengan kampus UGM (utara fakultas teknik)
    6. Dekat dengan Masjid (Masjid Siswa Graha)
    7. Jaringan Internet WiFi
  2. Wisma Darus Shalihin (DS)
    Deskripsi:
    1. Parkir dalam dan luas
    2. Kamar mandi dalam
    3. Ruang pertemuan
    4. Dekat dengan Masjid Pogung Raya
    5. Ukuran: sekitar 3 x 4 m
    6. Jaringan Internet WiFi
  3. Wisma Darul Quran (DQ)
    Deskripsi:
    1. Dekat dengan Masjid Pogung Dalangan
    2. Ruang pertemuan dan tamu
    3. Ukuran kamar beragam
    4. Jaringan Internet WiFi
  4. Wisma Ukhuwah (UK)
    Deskripsi:
    1. Dekat dengan Masjid Pogung Raya
    2. Ukuran kamar beragam (sekitar 2,75 m2)
    3. Parkir dalam
    4. Dapur
Catatan: Jika peminat banyak, insya Allah akan dibuka satu wisma baru lagi.
Semua wisma terletak di utara Fakultas Teknik UGM Yogyakarta (daerah pogung, mlati, sleman DIY)
Informasi lebih lanjut:
Hubungi 0856-0158-9498
Penyelenggara:
Divisi Wisma Muslim YPIA
Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari
Lihat Poster: klik di sini

DOWNLOAD FREE E-BOOK ISLAMI





E-BOOK ISLAMI

  1. The Wahhabi Myth [ Download ]

DOWNLOAD KITAB TARJAMAH




TAFSIR
  1. Tafsir Ibn Katsir 30 Juz ( Bahasa Indonesia ) [ Download ]

Senin, 23 Mei 2016

Penerimaan Santri Baru Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta Angkatan XIII TA 1437/1438 – 2016/2017

Menimba ilmu syar’i sembari kuliah, mengapa tidak?



Siapa yang belum merasakan pahitnya belajar walau sesaat
Akan menahan pahitnya kebodohan sepanjang hayat
Siapa yang melewatkan kesempatan belajar di masa mudanya
Bertakbirlah empat kali untuk kematiannya
Demi Allah, jati diri seorang pemuda itu ada pada ilmu dan taqwa
Jika keduanya tidak ada, maka dirinya tidak ada harganya
(Imam Syafi’i)

Program 1 tahun (2 semester)
Terbuka untuk umum, mahasiswa – non mahasiswa
Putra – Putri

Materi Pelajaran
Bahasa arab, tauhid, aqidah, fiqih, tafsir, ushul fiqih, ushul hadits, ushul tafsir

Sistem Pembelajaran
Reguler (5x sepekan)
Non-reguler (kajian intensif)

Staf Pengajar
Staf pengajar ponpes Jamilurrahman, Hamalatul Qur’an, Islamic Center Bin Baz, dll

Biaya Pendidikan
SPP Rp 50.000 per bulan (belum termasuk biaya kitab)

Waktu Pendaftaran
15 Mei – 26 Mei 2016

Biaya Pendaftaran
Gratis

Langkah Pendaftaran
1. Buka website www.mahadilmi.id
2. Download dan isi formulir pendaftaran
3. Kirim melalui email ke:
a. mahadilmi.ikhwan@gmail.com (putra)
b. mahadilmi_akhwat@yahoo.com (putri)
4. Seluruh berkas pendaftaran dibawa saat tes tertulis tanggal 28 Mei 2016

Syarat Pendaftaran
1. Muslim/muslimah minimal usia 17 tahun
2. Berkomitmen menjalani pendidikan selama 1 tahun
3. Mengerti dasar-dasar bahasa arab (nahwu dan sharaf dasar)
4. Mengisi formulir pendaftaran
5. Fotocopy KTP atau KTM
6. Terdapat surat rekomendasi dari ustadz, lembaga, atau alumni ma’had
7. Mengikuti rangkaian tes Ma’had Al ‘Ilmi :
a. Tes tertulis (bahasa arab dasar dan materi diniyyah dasar)
b. Tes wawancara

Tes Seleksi
1. Tertulis :
Hari/tanggal: Sabtu, 28 Mei 2016
Waktu : 09.30 – selesai
Tempat : Masjid Al ‘Ashri – Pogung Rejo

2. Wawancara
Hari/tanggal: Ahad, 29 Mei 2016
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Masjid Pogung Raya – Pogung Dalangan

Pengumuman Hasil
Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 6 Juni 2016 di situs www.mahadilmi.id dan www.muslim.or.id

Temu Awal Santri*
Hari/tanggal: Ahad, 24 Juli 2016
Waktu : 08.00 – selesai
Tempat : Masjid Al ‘Ashri – Pogung Rejo
*Masih memungkinkan ada perubahan

Informasi
Putra : 0858 8180 8369
Putri : 0852 9299 5015

Temui kami lebih dalam di : www.mahadilmi.id
-Pesantren Mahasiswa Bermanhaj Salaf-

Penyelenggara
Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta
Yayasan Pendidikan Islam Al Atsari Yogyakarta

Info Resmi
http://mahadilmi.id/2016/05/16/penerimaan-santri-baru-mahad-al-ilmi-yogyakarta-angkatan-xiii-tahun-ajaran-14371438-20162017/

Formulir Pendaftaran
https://www.dropbox.com/s/9yf2xd8ylzaatdb/formulir-pendaftaran-mi-1436-1.doc?dl=0

Surat Rekomendasi
https://www.dropbox.com/s/otoakphh4vgm5a2/surat-rekomendasi-xi.doc?dl=0

 

Minggu, 22 Mei 2016

Belajar Adab Dari Rasulullah


Bismillah...
Ikuti kajian kitab rutin  Di Yogyakarta

Bersama

Ustadz Zaid Susanto, Lc.
Alumni Universitas Islam Madinah




Tema
Belajar Adab Dari Rasulullah

Kitab Rujukan
Bahjatun Nazhirin (Syarh kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi)

Waktu
Setiap ahad malam, ba’da maghrib – ‘isya

Tempat
Masjid Al-Hasanah, Terban, Yogja ( Selatan Kampus UGM, Utara Mirota Kampus)

GRATIS
Terbuka untuk UMUM
Disiarkan secara live oleh Radio Muslim Jogja di www.radiomuslim.com

Kontak
08156877677

Penyelanggara
-



Menjaga Hati dari Penyakit Hasad

Bismillah
Ikuti kajian kitab rutin di kampung pogung jogja

Bersama
Ustadz Aris Munandar

Tema
Menjaga Hati dari Penyakit Hasad

Kitab Rujukan
Fiqhul Hasad karya Syaikh Musthafa Al-Adawi

Waktu
Setiap jumat malam, ba’da maghrib – ‘isya

Tempat
Masjid Pogung Raya – MPR, pogung dalangan, Sinduadi, Mlati, Sleman DIY
(utara fak. teknik UGM)

GRATIS
Terbuka untuk UMUM
Disiarkan secara live oleh Radio Muslim Jogja di www.radiomuslim.com

Kontak
089613105220

Penyelanggara
Takmir Masjid Pogung Raya – MPR
Tambahan:
Info pemesanan kitab silakan hubungi 081804092541
In sya Allah kajian perdana akan dimulai pada hari jumat, 18 Maret 2016

 

Meneladani Akhlak Generasi Terbaik


 Al Imam Malik -rahimahullah- berkata kepada seorang pemuda Quraisy,
((يا ابن أخي تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم))
“Wahai anakku, pelajari adab sebelum engkau mempelajari ilmu”. [HR. Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (6/330)]


Bismillah
Ikuti kajian kitab rutin di kampung pogung jogja

Bersama
Ustadz Aris Munandar

Tema
Meneladani Akhlak Generasi Terbaik

Kitab Rujukan
Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf karya Syaikh Abdul Aziz bin Nashir

Waktu
Setiap rabu malam, ba’da maghrib – ‘isya

Tempat
Masjid Al-‘Ashri, pogungrejo, Sinduadi, Mlati, Sleman DIY (utara fak. teknik UGM)

GRATIS
Terbuka untuk UMUM
Disiarkan secara live oleh Radio Muslim Jogja diwww.radiomuslim.com

Kontak
087738753130

Penyelanggara
Takmir Masjid Al ‘Ashri Pogung Rejo

 

Selasa, 19 April 2016

RINGKASAN TABLIGH AKBAR "MENCINTAI WALI-WALI ALLAH 'AZZA WA JALLA"

RINGKASAN TABLIGH AKBAR "MENCINTAI WALI-WALI ALLAH 'AZZA WA JALLA"
[Asy-Syaikh Prof. DR. Abdur Rozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahumallah]
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Assalaamu'alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh,
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
وأَشْهَدُ أنْ لَا إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
Sungguh ini adalah saat-saat yang sangat indah, perjumpaan di rumah Allah, tempat yang paling dicintai Allah dalam rangka melakukan ibadah yang sangat agung yaitu menuntut ilmu agama. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَه
"Dan tidaklah ada satu kaum yang berkumpul di rumah Allah; membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dicurahkan kepada mereka rahmat, malaikat meliputi mereka dan Allah menyebut mereka di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya." [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]
Ucapan terima kasih kepada para tokoh yang membantu kegiatan ini; Bpk. Patrialis Akbar dan Bpk. Muzammil Basyuni, serta Radio Rodja sebagai panitia, dan pujian untuk masyarakat Indonesia yang pada umumnya berakhlak mulia.
Kita masuk dalam pembahasan “Mencintai wali-wali Allah”, dan kita awali dengan berdoa kepada Allah agar dihilangkan dari hati kita kebencian terhadap wali-wali Allah dan kita bermohon agar dikaruniakan cinta kepada Allah dan cinta terhadap orang-orang yang mencintai-Nya.
Cinta kepada wali-wali Allah adalah ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, yang merupakan ikatan terkuat dan akan menyempurnakan iman kita. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
“Ikatan iman yang paling kuat adalah bersikap loyal karena Allah dan memusuhi karena Allah, cinta karena Allah dan benci karena Allah.” [HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas radhiyllahu’anhuma, Ash-Shahihah: 998]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka dia telah menyempurnakan keimanan.” [HR. Abu Daud dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 380]
Diantara doa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ
“Ya Allah aku memohon anugerah kecintaan kepada-Mu, dan kecintaan terhadap orang yang mencintai-Mu, serta kecintaan terhadap amalan yang mendekatkan kepada cinta-Mu.” [HR. At-Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Takhrijul Misykah: 60]
Termasuk kecintaan terhadap orang yang mencintai Allah dalam hadits ini adalah mencintai wali-wali Allah.
Dan apabila cinta kepada wali-wali Allah adalah ibadah maka sebaliknya, membenci wali-wali Allah adalah dosa yang sangat besar, dan menunjukkan bahwa orang yang melakukannya memiliki penyakit hati dan adanya masalah dalam keimanannya, dan dia terancam peperangan dari Allah sebagaimana dalam hadits qudsi, Allah ta’ala berfirman,
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku maka aku umumkan perang terhadapnya.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Firman Allah “Aku umumkan perang terhadapnya” menunjukkan bahwa memusuhi wali Allah adalah dosa yang sangat besar.
KEWAJIBAN TERHADAP WALI ALLAH TA'ALA
Kewajiban seorang muslim terhadap para wali Allah terdapat dalam ayat,
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Wahai Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." [Al-Hasyr: 10]
Dalam ayat yang mulia ini terdapat keterangan dua perkara penting yang harus kita miliki terhadap wali-wali Allah;
Pertama: Selamatnya lisan, tidak mencela wali-wali Allah, tetapi hendaklah mendoakan mereka.
Kedua: Selamatnya hati, tidak membenci dan tidak pula dengki terhadap wali-wali Allah.
Sebagaimana dalam hadits Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu’anhuma,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ، صَدُوقِ اللِّسَانِ» ، قَالُوا: صَدُوقُ اللِّسَانِ، نَعْرِفُهُ، فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ؟ قَالَ: «هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ، لَا إِثْمَ فِيهِ، وَلَا بَغْيَ، وَلَا غِلَّ، وَلَا حَسَدَ»
“Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: Siapakah manusia yang paling mulia? Beliau bersabda: Setiap orang yang murni hatinya dan jujur lisannya. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, orang yang jujur lisannya telah kami ketahui, namun siapakah orang yang murni hatinya? Beliau bersabda: Orang yang hatinya bertakwa, bersih, tidak melakukan dosa, tidak zalim, tidak membenci dan dan tidak dengki.” [HR. Ibnu Majah, Ash-Shahihah: 948]
MENGENAL WALI-WALI ALLAH TA’ALA
Sangat penting mengenal wali-wali Allah agar tidak tertipu dengan orang-orang yang mengaku-ngaku wali, dan ini termasuk perkara penting dalam aqidah;
1. Wali yang paling utama adalah para nabi dan rasul ‘alaihimussalaam.
2. Para pengikut mereka dengan baik, terutama para sahabat nabi shallallahu’alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah ta’ala,
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia.” [Ali Imron: 110]
Oleh karena itu wali yang paling mulia adalah Abu Bakr, kemudian Umar bin Khattab dan seluruh sahabat radhiyallahu’anhum ajma’in.
3. Para pengikut mereka dengan baik dari generasi setelah mereka (sampai hari kiamat).
MAKNA WALI
Wali dari kata ‘walayah’ yang bermakna ‘qurb’ dekat, sedangkan aduw (musuh) dari kata ‘adaawah’ yang bermakna ‘bu’dun’ jauh, maka para wali senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, sehingga para wali bertingkat-tingkat derajatnya sesuai kedekatan mereka kepada Allah, sebagaimana firman Allah,
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Rabbmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” [Al-Isra’: 57]
SIFAT-SIFAT WALI ALLAH
Allah ta’ala telah mengabarkan sifat-sifat wali Allah dalam firman-Nya,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu (menjelang wafat) tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” [Yunus: 62-64]
Dua Sifat Wali Allah dalam Ayat yang Mulia Ini:
Pertama: Beriman, yaitu mengimani uluhiyah, rububiyyah dan asma’ was shifaat Allah ‘azza wa jalla, dan mengimani semua yang Allah wajibkan untuk diimani, terutama rukun iman (lihat surat Al-Baqoroh: 177, 285).
Kedua: Bertakwa, yaitu shalih hati seorang wali dengan aqidah yang benar dan lurus anggota tubuhnya dengan melakukan amal-amal shalih dan menjauhi yang haram. Oleh karena itu salah seorang ulama (Thalq bin Habib rahimahullah) menafsirkan makna takwa,
أن تعمل بطاعة الله على نور من الله ترجو رحمة الله وأن تترك معصية الله على نور من الله تخاف عذاب الله رواه أحمد وابن أبي الدنيا
“Takwa adalah engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya (ilmu) dari Allah dalam keadaan engkau mengharap rahmat Allah, dan engkau tinggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya (ilmu) dari Allah dalam keadaan engkau takut azab Allah.” (Diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Abid Dunya).” [Lihat Minhaajus Sunnah, 4/315]
Sehingga para ulama berkata,
من كان مؤمنا تقيا كان لله وليا
“Barangsiapa yang beriman serta bertakwa maka dialah wali Allah.”
Pahamilah ayat ini (Yunus: 62-64) agar engkau tahu siapa wali Allah. Maka wali Allah bukan gelar yang boleh kita berikan kepada siapa saja, bukan pula pakaian yang dapat dikenakan oleh siapa pun, melainkan iman dan takwa kepada Allah ‘azza wa jalla.
Tidak ada seragam khusus bagi wali, karena wali yang paling tinggi, yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengenakan pakaian sebagaimana umumnya para sahabat yang lain.
HADITS TENTANG WALI
Hadits yang paling shahih dan paling mulia tentang wali sehingga dinamakan "Hadits Wali" adalah sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ
“Sesungguhnya Allah berfirman: Barangsiapa memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang terhadapnya, dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan satu amalan yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan atasnya, dan tidak henti-hentinya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sampai Aku pun mencintainya. Dan apabila Aku telah mencintainya, maka Aku pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku pengihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku kakinya yang dia gunakan untuk melangkah, dan apabila dia meminta kepada-Ku maka sungguh akan Aku kabulkan, dan apabila dia memohon perlindungan kepada-Ku maka sungguh akan Aku lindungi.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Derajat Wali Dalam Hadits yang Mulia Ini Dua Tingkatan:
1. Al-Muqtashidhin, orang-orang yang pertengahan, yaitu yang mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Sahabat yang Mulia Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma berkata,
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النُّعْمَانُ بْنُ قَوْقَلٍ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ الْمَكْتُوبَةَ، وَحَرَّمْتُ الْحَرَامَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلَالَ، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ
“An-Nu’man bin Fauqal radhiyallahu’anhu pernah datang kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah, apabila aku melakukan sholat wajib, mengharamkan yang haram dan menghalalkan yang halal, apakah aku akan masuk surga? Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Iya.” [HR. Muslim]
2. Al-Muqorrobin; As-Saabiqiina bil Khairoot, orang-orang yang didekatkan kepada Allah; yang bersegera melakukan kebaikan-kebaikan, yaitu yang memperbanyak amalan-amalan sunnah setelah menjaga amalan-amalan wajib, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Insan, Al-Waqi’ah, Al-Muthafifin dan Fathir, diantaranya firman Allah ta’ala,
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu bersegera berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” [Fathir: 32]
Jadi, para wali adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa, sehingga para wali bisa saja seorang petani, karyawan pabrik, pedagang, ahli ibadah di masjid, da’i, ulama, dan ulama tingkatan wali yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ، كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا، وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
"Sungguh keutamaan orang yang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan di malam purnama di atas seluruh bintang-bintang, dan sungguh para ulama adalah pewaris para nabi, dan sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka siapa yang mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang melimpah.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’: 6297]
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
إِنْ لَمْ يَكُنِ الْفُقَهَاءُ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ فِي الْآخِرَةِ فَمَا لِلَّهِ وَلِيُّ
“Apabila para ulama ahli fiqh bukan para wali Allah di akhirat, maka Allah tidak memiliki wali kalau begitu.” [Al-Faqih wal Mutafaqqih lil Khathib Al-Baghdadi, 1/36]
BAROMETER HARIAN SEORANG WALI
Barometer harian seorang wali adalah menjaga sholat lima waktu di masjid bagi laki-laki, serta senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi hal-hal yang haram.
Siapa yang mengatakan wali adalah mereka yang telah sampai pada derajat tidak lagi wajib mengamalkan agama maka mereka itu adalah orang-orang yang sesat, karena Allah berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian).” [Al-Hijr: 99]
BANTAHAN TERHADAP SYUBHAT
Mereka malah mengira maksud keyakinan dalam ayat ini adalah derajat tertentu yang dapat mereka capai, setelah itu mereka tidak wajib lagi beribadah, padahal yang dimaksud adalah kematian, selaras dengan firman Allah pada ayat yang lain,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuai dalam keadaan sebagai orang-orang Islam (yang berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya).” [Ali Imron: 102]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah tersenyum menyaksikan para sahabat yang rajin sholat di masjid, inilah gambaran para wali Allah ‘azza wa jalla, senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Adapun anggapan bahwa para wali tidak wajib lagi beribadah maka termasuk kesesatan dan khurafat, bahkan sebagian mereka mengatakan bahwa wali tidak perlu berhaji ke kakbah, melainkan kakbah yang akan mendatanginya. Sampai-sampai mereka membahas apabila kakbah pergi mendatangi para wali maka ke arah mana manusia akan sholat?
Kata mereka ada dua pendapat:
1. Tetap sholat menghadap tempat aslinya kakbah.
2. Mencari kakbah ke mana perginya.
Lihatlah khurafat dan kesesatan ini. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“Hanyalah yang aku khawatirkan atas umatku, adanya para tokoh yang menyesatkan.” [HR. Abu Daud dari Tsauban radhiyallahu’anhu, lihat Ash-Shahihah: 1582]
TANDA SEORANG WALI
Tanda para wali adalah tidak suka mensucikan dan membanggakan diri. Allah ta’ala berfirman,
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Maka janganlah kamu mensucikan diri-dirimu sendiri, Allah yang lebih tahu siapa yang bertakwa.” [An-Najm: 32]
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu'anha berkata,
يا رسول الله، { وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ } ، هو الذي يسرق ويزني ويشرب الخمر، وهو يخاف الله عز وجل؟ قال: "لا يا بنت أبي بكر، يا بنت الصديق، ولكنه الذي يصلي ويصوم ويتصدق، وهو يخاف الله عز وجل
"Wahai Rasulullah, (tentang firman Allah ta'ala) "Dan orang-orang yang telah memberikan apa yang telah mereka beri, dan hati-hati mereka dalam keadaan takut" apakah yang dimaksud adalah orang yang mencuri, berzina dan minum khamar, sehingga ia takut kepada Allah 'azza wa jalla? Beliau bersabda: Tidak wahai anaknya Abu Bakr, wahai anaknya Ash-Shiddiq, akan tetapi ia adalah orang yang sholat, berpuasa dan bersedekah, maka ia takut kepada Allah 'azza wa jalla (akan tidak diterimanya ibadah yang ia kerjakan)." [HR. Ahmad]
Demikianlah para wali Allah adalah orang-orang yang melakukan amalan yang terbaik dan mereka khawatir amalannya tersebut tidak akan diterima. Lihatlah kekasih Allah; Nabi Ibrahim ‘alaihissalaam yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an,
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Wahai Rabb kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [Al-Baqoroh: 127]
Perhatikanlah ayat yang mulia ini, Nabi Ibrahim kekasih Allah yang Maha Penyayang, melakukan amalan yang diperintahkan dan dicintai Allah, tapi beliau masih khawatir amalannya tidak diterima sehingga beliau berdoa kepada Allah agar diterima. Maka bagaimana dengan kita?!
MEMILIKI KEMAMPUAN LUAR BIASA BUKAN SYARAT WALI
Sesuatu yang luar biasa bukanlah syarat wali, karena setan pun bisa melakukannya (seperti tenaga dalam dan ilmu kebal adalah termasuk permainan setan, pen).
Karomah para wali memang ada, tetapi karomah itu bisa jadi untuk hujjah dan bisa jadi pula karena adanya haajah (kebutuhan). Hujjah artinya untuk menunjukkan kebenaran para wali, sedangkan haajah artinya karena para wali tersebut membutuhkannya maka Allah menolong mereka. Dan ketahuilah,
أعظم الكرامة لزوم الاستقامة
"Sebesar-besarnya karomah para wali adalah senantiasa istiqomah (teguh dalam kebenaran)."
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
فَإِن اشْتبهَ عَلَيْك فاكشفه فِي ثَلَاثَة مَوَاطِن فِي صلَاته ومحبته للسّنة وَأَهْلهَا ونفرته عَنْهُم ودعوته إِلَى الله وَرُسُله وَتَجْرِيد التَّوْحِيد والمتابعة وتحكيم السّنة فزنه بذلك لَا تزنه يُحَال وَلَا كشف وَلَا خارق وَلَو مَشى على المَاء وطار فِي الْهَوَاء
“Apabila tersamar atasmu tentang seseorang maka singkaplah dia dalam tiga keadaan:
(1) Sholatnya,
(2) Kecintaannya kepada Sunnah dan pengikutnya, dan (ataukah) kebenciannya kepada mereka,
(3) Dakwahnya kepada Allah dan Rasul-Nya serta pemurnian tauhid, ittiba’ (peneladanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) dan berhukumnya kepada Sunnah.
Ukurlah dengan tiga perkara ini, janganlah kamu ukur dengan keadaan yang lain, jangan pula dengan kasyaf (sok tahu perkara ghaib), dan jangan pula dengan kemampuan luar biasa, walau dia bisa berjalan di atas air atau terbang di udara.” [Ar-Ruh, hal. 265]
Maka wali adalah orang yang mengamalkan dua kalimat syahadat, yaitu syahadat laa ilaaha illallaah dengan mentauhidkan Allah dan syahadat Muhammad Rasulullah dengan meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.
BUKU-BUKU TERKAIT PEMBAHASAN WALI
1. Qothru Al-Wali fi Syarhi Haditsil Wali, karya Asy-Syaukani rahimahullah.
2. Syarah Al-‘Arba’in An-Nawawiyyah karya An-Nawawi rahimahullah dalam pembahasan hadits wali namun singkat.
3. Syarah Al-‘Arba’in An-Nawawiyyah karya Ibnu Rajab rahimahullah yang berjudul Jaami’ul Ulumi wal Hikam dalam pembahasan hadits wali secara lebih detail.
4. Al-Furqon bayna Auliyair Rohman wa Auliyaais Syaithon, karya Ibnu Taimiyah yang sangat bagus sekali dalam membahas perbedaan antara wali Allah dan wali setan.
NASIHAT PENUTUP
Pertama: Bersemangatlah dan berjuanglah untuk menjadi wali Allah ‘azza wa jalla.
Kedua: Perbanyaklah berdoa kepada Allah ta’ala, karena hidayah dan anugerah menjadi wali di tangan Allah ‘azza wa jalla.
Ketiga: Cintailah orang-orang shalih dan jangan membenci mereka.
Keempat: Hendaklah engkau menuntut ilmu syar’i, yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena dengan ilmu akan dapat dibedakan antara yang benar dan salah, maka luangkanlah waktumu setiap hari untuk menuntut ilmu syar’i.
Kelima: Bertemanlah dengan orang-orang shalih.
Keenam: Jauhi pintu-pintu kejelekan dan berhati-hatilah dari berbagai macam perangkap kesesatan, termasuk website-website internet dan channel-channel yang merusak.
Ketujuh: Hisablah dirimu sebelum Allah 'azza wa jalla menghisabmu.
الحمد لله رب العالمين
✍ [Tabligh Akbar "Mencintai Wali-wali Allah" di Masjid Istiqlal, Jakarta Indonesia, 25 Jumadal Akhirah 1437 / 3 April 2016]
✍ Peringkas: Sofyan Chalid bin Idham Ruray -ghafarallaahu lahu wa 'afaa 'anhu (semoga Allah mengampuni dan memaafkannya)-.
 
Copyright © 2014 Risalahilmiyah.net. Blogger Templates Designed by OddThemes - DesignsRock